Urgensi Pembelajaran Kembali untuk Memelihara Pengetahuan dan Kapasitas Kader PRIMA

Salah satu bentuk pelatihan Kader PRIMA yang dilaksanakan tenaga kesehatan setempat. (Sumber gambar: Dok. CISDI)

Menurunnya pengetahuan Kader PRIMA pada 6 bulan pasca pelatihan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, PN PRIMA merekomendasikan aktivitas pembelajaran kembali relearning untuk menjaga kualitas pengetahuan kader.

PN PRIMA merupakan intervensi CISDI untuk mendorong terbentuknya kesiapsiagaan dan respons krisis kesehatan yang inklusif. Kader merupakan ujung tombak pelaksanaan PN PRIMA. Oleh karena itu, desain program diarahkan untuk memberdayakan kader agar memperoleh keterampilan memadai. Keterampilan tersebut adalah kemampuan mengedukasi, mendampingi kelompok rentan, serta memanfaatkan aplikasi pendataan digital yang dikembangkan Tim PN PRIMA.

PN PRIMA memberikan pelatihan kepada kader sebelum mendampingi kelompok rentan. Pelatihan ini serentak dilakukan di minggu pertama dan kedua Maret 2022, melibatkan 1.044 kader di 21 puskesmas wilayah intervensi PN PRIMA. Beberapa modul materi inti yang diberikan antara lain: (1) peduli dan kompak lawan COVID-19 melalui 3M dan vaksinasi, (2) pendataan dan pelaporan menggunakan aplikasi digital, (3) pendampingan kelompok rentan untuk mengakses vaksin COVID-19, (4) prinsip dan etika layanan kesehatan terhadap kelompok rentan, (5) surveilans ISPA, dan (6) komunikasi persuasif dan inklusif kepada kelompok rentan.

ModulTopikRata-rata nilai pre-testRata-rata nilai post-testSelisih Nilai post dan pre- test
1Peduli dan kompak lawan COVID-19 melalui 3M dan vaksinasi718817
2Pendataan dan pelaporan kelompok rentan untuk vaksinasi COVID-19617615
3Pendampingan kelompok rentan untuk mengakses vaksinasi COVID-19688012
4Prinsip dan etika dalam memberi layanan kesehatan kepada kelompok rentan476922
5Surveilans Berbasis Masyarakat708212
6Strategi komunikasi promosi vaksinasi COVID-19547016
Rata-rata627816

Tabel di atas menggambarkan rata-rata nilai pre dan post-test kader PRIMA yang diukur pada hari pelatihan. Hasil pengukuran menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata keseluruhan nilai post-test dibandingkan nilai pretest sebanyak 16 poin.

Rata-rata nilai pre-test peserta adalah 62, meningkat dengan rata-rata post-test menjadi 78. Topik pelatihan yang alami peningkatan nilai di atas 15 adalah materi pada modul 1, 4, dan 6. Topik-topik tersebut adalah materi baru yang belum pernah diterima kader.

Enam bulan setelah pelatihan, dilakukan evaluasi untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan kader terkait enam topik pelatihan tersebut. Evaluasi dilakukan melalui survei retensi pengetahuan daring di minggu kedua September 2022. Survei ini diikuti 108 responden Kader PRIMA dari tiga kabupaten/kota wilayah intervensi PN PRIMA. Jumlah masing-masing responden adalah 38 orang di Kota Bandung, 36 di Kota Depok, dan 34 di Kabupaten Bekasi.

TINGKAT_PENGETAHUAN_KADER

Grafik 1. Perbandingan tingkat pengetahuan saat pre-test, post-test, dan survei retensi pada kader

Hasil survei menunjukkan pengetahuan kader alami penurunan pada waktu 6 bulan setelah pelatihan, terlihat dari menurunnya persentase kader yang memiliki pengetahuan baik dan sangat baik, jika dibandingkan tingkat pengetahuan yang sama saat post-test, yaitu dari 19% menjadi 5% (pengetahuan baik) dan 7% menjadi 0% (pengetahuan sangat baik).

Selain itu, hasil survei retensi juga tunjukkan persentase kader yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang justru meningkat, jika dibandingkan hasil post-test, dari 6% menjadi 15% (pengetahuan kurang) dan 67% menjadi 81% (pengetahuan cukup).

Meskipun demikian, persentase kader yang mengalami penurunan tingkat pengetahuan ini tidak di bawah tingkat pengetahuan ketika belum diberikan pelatihan (pre-test).

Temuan ini dapat mengindikasikan kader masih mengingat materi-materi yang disampaikan saat pelatihan. Sekalipun penurunan ini lumrah, namun bila pengetahuan kader tidak dipelihara, dalam jangka panjang pengetahuan ini dapat berkurang signifikan dan berdampak pada kapasitas kader.

Dengan demikian, survei ini merekomendasikan agar dilakukan penguatan pengetahuan melalui pembelajaran ulang materi (relearning) atau praktik/role play karena dapat secara efektif menyimpan informasi dalam jangka panjang.

Relearning maupun refreshing materi ini dapat diselenggarakan secara rutin berbentuk kuis mingguan atau teka-teki silang yang berkaitan dengan materi. Selain itu, pembentukan kolaborasi kelompok dalam menyelesaikan kasus berdasarkan materi yang telah diajarkan juga dapat dijadikan contoh bentuk pembelajaran ulang ini.

Febriansyah Soebagio (MEL Specialist PN PRIMA)
Nisaatul Maharanita Fitrianingrum (MEL Officer PN PRIMA)