Posyandu Remaja, Oase Orang Muda Melek Kesehatan

OLEH Tengku Raka

26 Januari 2023

Sumber foto: UNICEF Indonesia

Bonus demografi penduduk di Indonesia yang kira-kira akan terjadi 22 tahun lagi atau 2045 menjadi semacam oase yang menyegarkan bagi bangsa ini. Bayangkan saja, banyak pakar memprediksi di tahun itu, mereka yang berada di usia produktif (15-64) tahun akan mengisi 70 persen populasi di Indonesia.

Namun, layaknya berjalan di gurun untuk mencari oase, bangsa ini juga akan menghadapi banyak tantangan sebelum bisa mencapainya. Salah satu batu sandungan adalah penyakit tidak menular, seperti diabetes atau hipertensi.

World Health Organization mengatakan jika tiga perempat atau 31,4 juta penduduk dunia meninggal akibat penyakit tidak menular. Saat ini, penyakit tidak menular telah banyak menyerang orang dengan usia muda dan dewasa. Tercatat ada 17 juta kematian akibat penyakit tidak menular di bawah usia 70 tahun di seluruh dunia.

Penyakit menular atau katastropik seperti diabetes, stroke, atau jantung, kini menghantui kesehatan orang muda dan dewasa Indonesia. Banyak faktor yang menjadi penyebab. Mulai dari pola hidup tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik hingga konsumsi rokok.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebut, 33,5 persen masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3 persen masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31 persen mengalami obesitas sentral, serta 21,8 persen terjadi obesitas pada dewasa.

Tanggung jawab untuk mengatasi rintangan ini tak bisa menjadi tugas semata pemerintah, masyarakat juga harus terlibat. Pemerintah dan masyarakat perlu mencegah penyakit tidak menular yang menyasar orang muda Indonesia, salah satunya dengan penguatan Posyandu Remaja. Hal ini sebagai bagian upaya pemenuhan komitmen Indonesia dalam poin ke-3 pembangunan berkelanjutan 2030.

Pintu Informasi dan Aksi Perubahan Kesehatan Bagi Orang Muda

Sebagian masyarakat Indonesia, khususnya orang muda bisa jadi kurang familiar dengan posyandu remaja. Padahal, Posyandu Remaja berperan strategis dalam upaya promosi dan preventif (pencegahan) kesehatan bagi orang muda.

Posyandu Remaja merupakan bagian dari layanan kesehatan primer Indonesia. Sama seperti Puskesmas yang memiliki fungsi promotif dan preventif kesehatan perseorangan di tingkat pertama, Posyandu Remaja juga menjalankan fungsi upaya promotif dan preventif kesehatan (fisik dan mental) untuk orang muda (remaja) dengan tujuan membantu perkembangan kesehatan remaja.

Posyandu Remaja memiliki empat fungsi penting untuk perkembangan kesehatan remaja, yakni:

1. Sebagai pusat informasi dan pengetahuan mengenai kesehatan;2. Memberikan pembekalan keterampilan hidup sehat bagi remaja;3. Sebagai sarana sosialisasi remaja;4. Menyediakan pengawasan kesehatan bagi remaja

Kesuksesan Posyandu Remaja menjalankan upaya promotif dan preventif pernah terdokumentasi dalam program Pencerah Nusantara Cohort I (2012-2015), yakni posyandu remaja Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa timur. Salah satu keberhasilan posyandu remaja Tosari adalah mendorong upaya promosi kesehatan seksual bagi remaja akibat tingginya angka pernikahan usia dini di wilayah tersebut melalui program Laskar Pencerah.

Sumber foto: Tribunnews Image

Pentingnya Dukungan Bagi Posyandu Remaja

Contoh keberhasilan posyandu remaja yang masuk dalam intervensi Pencerah Nusantara Cohort I, membuktikan jika remaja memiliki peran penting dalam mendorong upaya promosi dan preventif kesehatan.

Sebagai bagian dari pilar Upaya Kesehatan Pertama (UKP), Posyandu Remaja perlu diberi dukungan secara penuh oleh pemerintah melalui stakeholder lokal terkait, agar dapat mensukseskan upaya Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja. Salah dua tujuan dari Rencana Aksi Nasional ini adalah meningkatkan status kesehatan dan gizi Anak Usia Sekolah dan Remaja, serta meningkatkan agensi dan ketahanan Anak Usia Sekolah dan Remaja terutama di bidang kesehatan reproduksi. Untuk itu butuh penguatan dukungan finansial maupun sumber daya manusia pada posyandu remaja secara legalitas maupun implementasi.

Harapan ke depannya dukungan penuh pemerintah tidak hanya dapat membuat posyandu remaja menjadi tempat yang aktif, aman, dan nyaman bagi orang muda (remaja) untuk berbagi informasi dan aktivitas kesehatan lainnya. Tapi juga dapat melihat posyandu remaja sebagai investasi kesehatan jangka panjang untuk mencegah orang muda terkena penyakit tidak menular, stunting, maupun gangguan kesehatan lain yang dapat merusak ‘generasi emas’ Indonesia tahun 2040 yang sehat dan produktif.

Penulis:
Tengku Raka