Melihat Semangat Ibu Ismi Kader Puskesmas Pancoran Mas Terus Belajar Bantu Lansia Dapatkan Vaksin

Ibu Ismi (paling kiri) usai melakukan aktivitas kampanye penyakit tidak menular bersama Kader PRIMA lainnya di wilayah Kecamatan Pancoran Mas (Sumber gambar: Dok. PN PRIMA)

Ibu Ismi (62) punya semangat luar biasa untuk membantu sesama lansia. Sama seperti kebanyakan perempuan seusianya, ia memang sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun di luar itu, ia membantu warga sekitar melalui program Pencerah Nusantara Puskesmas Responsif-Inklusif Masyarakat Aktif Bermakna (PN PRIMA).

Ibu Ismi telah menjadi Kader PRIMA sejak awal 2022. Jauh sebelumnya, ia sudah pernah menjadi kader posyandu dan posbindu untuk Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok. Ia tergerak menjadi Kader PRIMA karena banyak lanjut usia (lansia) yang meninggal akibat COVID-19, terutama ketika gelombang Delta tahun lalu. “Saya itu suatu hari nanti akan menjadi lansia. Karena itu, saya harus baik dengan lansia,” tuturnya.

Ibu Ismi sangat bersemangat menjadi Kader PRIMA. Berbekal alat tulis, ia mendatangi satu per satu rumah warga sekitar yang tergolong lansia dan mencatat kondisi kesehatan mereka. Pencatatan itu awalnya ia lakukan seorang diri, namun ia kemudian bekerja sama dengan kader-kader Puskesmas Pancoran Mas lain.

Karena keaktifannya, Ibu Ismi dipercaya puskesmas setempat menjadi Koordinator Kader PRIMA Puskesmas Pancoran Mas. “Saya mulai dari tanya RT 1, siapa (lansia) nih yang belum vaksin? Saya awalnya door to door dan tanya kenapa belum vaksin,” tuturnya kembali.

Tantangan Mencari Lansia

Ibu Ismi (tengah) duduk bersama rekan-rekan Kader PRIMA di wilayah tempat tinggalnya. (Sumber gambar: Dok. PN PRIMA)

Menurut Ibu Ismi, aktivitas menjangkau lansia bukanlah hal mudah. Banyak lansia yang perlu diedukasi terlebih dulu sebelum diarahkan melakukan vaksinasi. Di samping itu, ia juga perlu memprioritaskan dan membantu lansia dari kategori C alias memiliki kesulitan melaksanakan aktivitas sehari-hari dan perlu terus memerlukan bantuan.

“Di RW saya itu cuma ada dua atau tiga gitu (kategori C) yang perlu bantuan. Tapi untuk kelompok kategori lain banyak. Mereka yang sudah sepuh, tapi masih bisa beraktivitas,” ungkapnya.

Ibu Ismi sadar, ia dan kawan-kawan Kader PRIMA memiliki keterbatasan pengetahuan medis. Mereka juga tidak bisa banyak membantu ketika lansia yang mereka kunjungi alami persoalan kesehatan yang parah.

Jika menemukan lansia seperti itu, Ibu Ismi biasanya mengantarkan para lansia ke puskesmas memanfaatkan dana usaha kesehatan masyarakat (DUKM) yang mereka miliki. Di samping mengajak lansia mengikuti vaksinasi, ia dan kader-kader lain juga terlibat dalam pendataan pembinaan pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G). P3G adalah prosedur untuk mengevaluasi kondisi kemandirian pasien geriatri atau pasien lansia dengan beragam penyakit.

Melalui aktivitas ini, Ibu Ismi dan rekan-rekan kader mendapatkan pendidikan singkat dari dokter puskesmas. Mereka lalu mengunjungi rumah-rumah di RW sekitar untuk mengecek kondisi lansia yang membutuhkan perhatian lebih.

Semangat Terus Belajar

Ibu Ismi bersama rekan-rekan tetap bersemangat mempelajari hal-hal baru untuk membantu warga sekitarnya. (Sumber gambar: Dok. PN PRIMA)

Ibu Ismi telah lama menjadi kader kesehatan masyarakat. Seingatnya, ia sudah menjadi kader posbindu sekitar tahun 1995 atau 1996. Dahulu, ia bahkan pernah menjadi ketua posyandu. Di wilayah kerja Ibu Ismi, warga sekitar pun sangat menyukai aktivitas posbindu.

“Setiap kali saya bilang, “lagi ada posbindu nih”, lansia-lansia lain langsung tanya kapan diadakannya,” jelasnya kembali. Ibu Ismi dan rekan-rekan kader di wilayahnya tergolong memiliki pengetahuan tentang obat-obatan yang baik.

Ia dan beberapa kader bahkan pernah mendapatkan pelatihan dari dokter klinik setempat. Walaupun tidak memiliki pengetahuan sedalam dokter, Ibu Ismi dan rekan-rekan kader lainnya mampu membaca resep hingga mengenali dan menghafal obat dengan baik.

Keterampilan ini sangat membantunya menjalankan aktivitas sebagai kader, terutama ketika sedang melaksanakan posbindu. Tidak berhenti di sana, Ibu Ismi hingga sekarang bahkan masih ikuti kelas lansia yang diselenggarakan dokter setempat. Di kelas itu, ia mempelajari cara menjaga kesehatan lansia. “Kelas-kelas ini bisa buat menambah pengetahuan,” tuturnya.

Ibu Ismi tidak pantang menyerah menuntut ilmu, belajar baginya adalah cara untuk mengembangkan diri, sekaligus menolong sesama, terutama masyarakat di lingkungannya.“Kebaikan akan kembali kepada orang yang melakukan kebaikan,” ucap Ibu Ismi sambil tersenyum.

Tentang PN-PRIMA

PN-PRIMA atau Pencerah Nusantara: Puskesmas Responsif-Inklusif Masyarakat Aktif Bermakna adalah program penguatan puskesmas yang didukung Asian Venture Philanthropy Network. Bersifat inklusif dan partisipatif, fokus program adalah vaksinasi COVID-19 kelompok rentan, pemulihan layanan kesehatan esensial, dan pemberdayaan kader. Inisiatif ini dikelola CISDI dan beroperasi di 21 puskesmas di Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, dan Kota Depok pada September 2021 - September 2022.

Tentang CISDI

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) adalah organisasi non-profit yang mendorong penerapan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaya, setara, dan sejahtera dengan paradigma sehat. CISDI melaksanakan advokasi, riset, dan manajemen program untuk mewujudkan tata kelola, pembiayaan, sumber daya manusia, dan layanan kesehatan yang transparan, adekuat, dan merata.

Penulis:
Amru Sebayang